Senin, 03 November 2014

JENIS-JENIS KEBENARAN DALAM FILSAFAT


Terinspirasi dari refleksi mata kuliah FIlsafat Ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, MA. Pada tanggal  30 September 2014
Hakekat kebenaran menurut filsafat ada beberapa macam. Contohnya seperti fatalism kebenaran menurut takdir. Vitalisme kebenaran berdasarkan ikhtiar atau usaha yang dimana pada vitalisme ini terdapat dua unsur yang tesis dan antitesis harus disintesisnya, seperti malam siang, lapar kenyang, perempuan laki-laki, dan dalam filsafat kita mempelajari apa yang ada di antara malam dan siang, lapar dan kenyang, perempuan dan laki-laki. Ikhitiar (vital)dan takdir(fatal). Takdir itu setelah fital setelah usahanya. . Kebenaran tersembunyi itu seperti jiwa, pikiran, yang disebut dengan metafisik. Kebenaran dalam mimpi itu adalah kebenaran fiksi. Perbedaannya jika kebenaran itu ada dikenyataan berarti bisa direncanakan ruang dan waktunya sementara dimimpi tidak bisa direncanakan. Mimpi itu sistematik, karena bekerja di alam bawah sadar.
Kebenaran karena hubungan itu adalah konektivism, korespondensi kebenaran karena kecocokan pengalaman. Lawannya konektivism adalah koherensi adalah kebenaran logika. Matematika itu termasuk ke dalam  kebenaran koherensi. Misalnya paman akan membuat kolam yang terbuat dari emas dengan panjang dan lebar sekian, hal itu bisa saja terjadi dalam matematika karena pada dasarnya yang dicari itu permasalahan dalam matematikanya sementara untuk logikanya ada kolam emas itu bukan masalah karena mungkin ada.
Sementara untuk benar diwaktu lampau filsafat alam disebut naturalisme, naturalisme termasuk dalam filsafat alam yang pertama setelah itu filsafat metafisik, filsafat manusia, dan filsafat bidang. Untuk filsafat yang dipelajari sekarang umumnya memakainya filsafat bidang. Kebenaran yang diwakilkan adalah representatifme contohe pemilihan lewat DPR. Fondasionalisme adalah filsafat yang awalnya the foundation. Fundamentalisme itu seperti yang memperjuangkan hak fundamen seperti kaum separatis. Filsafat itu fondasiolisme
Segala yang tersembunyi itu berfilsafat. Holysisme adalah kebenaran yang suci. Kebenaran yang sempurna disebut perfectsiosisme. Orang yang mengikuti aliran perfectsiosme akan mengalami kekecawaan sebab menuntut segala sesuatunya supaya sempurna padahal yang namanya manusia itu pasti tidak bisa sempurna. Solusinya adalah keseimbangan antara fatal (takdir) dan fital (ikhtiar).
Subjektivisme adalah benar karena untukku atau diriku sendiri. Penganut paham subjektivisme tidak pernah memperhatikan saran orang lain. Subjektif  dengan objektif itu memiliki hubungan yakni subjektivisme itu adalah hal yang masih dipikirkan sementara objektif itu pemikiranmu yang telah engkau tuliskan dan bisa dibaca oleh orang lain. Jika pengetahuanku sudah sama dengan pengetahuan orang lain itu namanya objektif. Seseorang biasa lebih subjektif dengan pemikirannya maka untuk menjadi objektif pemikirannya itu harus dipublikasikan.  Publikasi bisa melalui bermacam-macam, seperti menjawab soal, menulis, semua itu dalam rangka keluar dari pengetahuan yang objektif. Namun pengetahuan objektif yang kita dapat jika sudah mengendap masuk lagi kepikiranmu itu namanya subjektiftivisme lagi. Karena itu menjadi pengetahuan yang kamu miliki perlu diobjektifkan dengan cara dishare  dan dilakukan penilaian dari hasil ungkapan itu namanya dikritisi.
Manusia dilahirkan sudah dengan keterbatasan, tapi dengan keterbatasan itu supaya bisa bersyukur. Orang lain akan mengerti dan memahami karena keterbatasan kita. Contohnya ketika kita berbicara sebenarnya ketika pikiran memikirkan banyak hal tapi ketika kita berbicara mengeluarkannya secara lisan, kata-kata yang kita keluarkan itu menjadi runtut dan tertata tidak secara langsung. Hal itu yang membuat orang lain bisa mengerti apa yang diinginkan kita. Bayangkan saja jika ketika kita berbicara tanpa keterbatasan lalu kita bisa bicara semua yang ada di dalam pikiran kita. Hal itu tentu akan membuat orang lain merasa bingung. Untuk itu, sudah sepatutnya kita mensyukuri keterbatasan kita karena hidupmu itu adalah keterbatasanmu.
Kebenaran yang ditentukan disebut determine. Yang ditentukan adalah subjek menentukan predikat atau subjek menentukan objek dalam arti yang seluas-luasnya. Sifat adalah predikat misalnya ketika kamu memakai baju merah, itu berarti kamu telah determine kepada bajumu. Tapi ketika menjadi berlebihan itu namanya determinis. Determinis dan reduksi itu berhubungan reduksi itu kebenaran memilih, memilih dulu baru menentukan. Determine itu berhubungan dengan kekuasaan. Ketika guru mengatakan siswa malas, guru sudah memberikan label atau menentukan sifat kepada yang lain, menghilangkan sifat lain yang dia rajin dan baik dengan satu sifat malas (reduksi) dan label yang diberikan kepada siswa tersebut adalah determine. Accident satu sifat jatuh dengan sifat yang lain.
 Kebenaran dengan cita-cita disebut  idealism, karena ideal itu yang ada dipikiranmu. Filsafat itu ada dua yang engkau pikirkan  dan yang ada dipikiranmu sekarang menjadi masalah untuk menjelaskannya kepada orang lain. Menjelaskan tidak cukup dengan kata-kata, bisa dengan perbuatan, tulisan. Koheren itu konsisten tidak ada kontra diksi. Kontradiksinya matematika itu kalau matematika tidak konsisten. Jika filsafat itu kalau aku sama dengan aku, karena aku sekarang sudah berbeda dengan aku yang tadi dan aku yang nanti. Yang bisa tetap sama hanya saja Tuhan
Hubungan antar dimensi dan dimensi lain itu yang disebut dengan dunia, dunia yang satu mendefenisikan dunia yang lain. Kaum reduksionalisme atau kaum penyerderhana hidupnya akan timpang karena mereka lebih suka menyederhanakan segala hal. Padahal tidak semua bisa diukur secara sekejap mata karena ada beberapa kualitas di dalamnya. Kualitas 1 kesan yang pertama terlihat oleh mata. Kualitas ketiga sudah memikirkan hal yang terlihat. Kualitas kedua adalah pikiran

Tidak ada komentar:

Posting Komentar