Jumat, 07 November 2014

Hakekat Perbedaan, Ego, Determinis, Dunia Kontemporer dan Stigma


Terinspirasi dari refleksi mata kuliah FIlsafat Ilmu dengan dosen pengampu Prof. Dr. Marsigit, MA. pada 4 November 2014

Hakekat perbedaan  itu bisa dilihat dari obyek filsafat yang meliputi segala yang ada mungkin ada dan sifatnya juga meliputi yang ada dan mungkin ada. Banyak sifat yang kita pelajari sifat yang tetap sifat yang berubah, obyeknya itu di dalam pikiran atau diluar pikiran, bersifat ideal atau realis. Perbedaan itu sadar atau tidak sadar itu akan tetap ada. Di dalam diri sendiri juga terdapat perbedaan yang kita sulit menyadarinya. Salah satu cara untuk membedakan suatu perbedaan itu adalah dengan kesadaran kita sendiri. Kemampuan untuk membedakan adalah ontologi dari pengetahuan, atau awal mula dari pengetahuan itu adalah perbedaan. Kita tidak akan mungkin bisa mengerti laki-laki dan wanita jika kita tidak bisa membedakan laki-laki dan wanita tersebut. Perbedaan itu terjadi dikarenakan di dalam pikiran kita sudah ada potensi untuk membedakan yang disebut kategori-kategori. Potensi-potensi yang membedakan itu jika dikembangkan dapat menjadi intuitisi.
Ego adalah bagian dari dunia seseorang, dan diri kita sendiri juga memiliki ego. Sebenarnya untuk dapat mengerti ego orang lain sama saja kita belajar untuk menilai dunia. Kembangkanlah pikiran seluas-luasnya jika kita hendak berpikiran dengan dunia, komunikasi dengan dunia. Kunci utamanya untuk mengerti ego orang lain adalah dengan komunikasi, tentunya dengan komunikasi yang plural akan membawa dunia yang plural, dunia yang plural itu akan membawa dunia yang multi tafsir yang akan menambah pengetahuan kita sehinggga kita bisa belajar untuk mengerti ego orang lain.
Kita saat ini sebenarnya berada di dalam suatu kehidupan yang kontemporer, dan ciri dari kehidupan kontemporer itu adalah karakterisasi dari urusan dunia yang semakin terjabarkan, teroperasionalisasikan, terperinci. Sehingga antara satu konsep dengan konsep yang lain akan menimbulkan jarak yang dinamakan kontradiksi. Untuk itu solusi yang diperlukan agar kita tidak selama menghadapi kehidupan kontemporer ini adalah keterampilan, inovasi pembaharuan metode yang kritikal. Selain itu, sikap yang dinamis dan fleksibel untuk menghadapi kapatalisme, hedonisme dari dunia kontemporer. Kita menghadapi dunia dengan metode yang sesuai kita tetap berperan tapi tetap pakai hati nurani dan jaga spiritual kita.
Bahasa analog memang sering dipakai dalam filsafat karena bahasa analog itu merupakan alat yang dapat digunakan untuk menembus ruang dan waktu secara bijak dan dinamis. Bahasa pun punya tingkatan, yang menyebabkan dirinya dapat diterima dalam suatu kelompok masyarakat tertentu, karena bahasa itu dijadikan sebagai syarat utama untuk bisa berkomunikasi dan diterima di suatu kelompok tertentu. Selain itu, bahasa dapat mencerminkan pribadi seseorang dan sejauh mana pengetahuan atau ilmu yang telah dia pelajari.
Intuisi dalam filsafat utamanya terdiri dari intuisi ruang dan waktu. Intuisi pun yang ekstensif dan intensif itu  meliputi yang ada dan mungkin ada. Intuisi itu diperoleh dari interaksi pergaulan atau masyarakat. Secara filsafat intuisi itu tidak ada permulaannya. Aliran intuisi ini disebut intuism lawannya fondalism. Hidup ini separuh intuism dan fondalism. Keduanya berjalan bersamaan karena hidup itu tidak bisa semuanya berdasarkan intuisi atau sebaliknya hidup juga tidak bisa semuanya berdasarkan fondasi, karena jika tidak ada keseimbangan antara intuisi dan fondasi maka kita bisa terjebak dalam ruang dan waktu.
Stigma dalam filsafat memang perlu diketahui dan dipelajari. Memahami stigma itu kuncinya adalah komunikasi dengan menggunakan metode heurimatika. Selain itu, juga diperlukan penguasaan terhadap bahasa yang perlu ditingkatkan untuk dapat mengerti stigma. Stigma adalah sesuatu yang ditimpakan kepada sesuatu yang lain. Bahasa itu ada bahasa yang sehat dan sakit tapi diantara itu ada area kreativitas.
Determinis itu kodrat atau sunatullah yang memang kita kodratnya dibawakan determinis. Ketika kita keluar dari rahim ibu menjadi seorang bayi yang lahir, maka sebenarnya kita telah bersikap determinis yakni determin terhadapdunia di luar perut walaupun kita tidak menyadarinya. Determine itu artinya menimpakan atau jatuhnyasuatu sifat pada sifat yang lain, atau Aristoteles menyebutnya sebagai accident, accident yang diintensifkan menuju kedeterminisme, sadar atau tidak sadar kita masing-masing tidak bisa lepas. Karena determinisme itu adalah subyek yang memiliki predikat maka tiadalah obyek itu tidak menjadi subyek., karena semua obyek itu adalah subyek dari sifatnya. Masalahnya apakah ada sifat tidak mempunyai sifat, sedangkan Tuhan sendiri memiliki sifat maka orang belajar melalui sifat-sifat Tuhan itu. Maka tidak adalah sifat yang mempunyai sifat maka tidak ada obyek yang menjadi subyek maka tidak adalah orang yang terbebas dari bersikap determine. Yang berbahayanyalah jika dia determine tidak sesuai ruang dan waktunya. Maka sebenar-benarnya tergoda untuk menggunakan determinenya tidak sesuai ruang dan waktu. Dikatakan bijaksana jika determinenya sesuai ruang dan waktu. Kita tidak bisa lepas dari determine maka determine yang baik diperlukan tapi sesuai dengan ruang dan waktu.

1 komentar:

  1. Casino & Resort (Vegas) | Docs & Wiki
    Casino & Resort is a 남원 출장마사지 large casino in Las Vegas, 수원 출장안마 Nevada. It features a large casino and its own dining space, a 아산 출장안마 bar 출장안마 and a live 광명 출장마사지 room. The casino's

    BalasHapus