Rabu, 07 September 2011

Contoh RPP IPA

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN
MATA PELAJARAN ILMU PENGETAHUAN ALAM
KELAS V SEMESTER II
Dosen Pembimbing Ibu Woro Sri Hastuti, M. Pd




Disusun oleh:
Monika Handayani
09108244014


PROGRAM STUDI PENDIDIKAN GURU SEKOLAH DASAR
FAKULTAS ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NEGERI YOGYAKARTA
2010

RENCANA PELAKSANAAN PEMBELAJARAN (RPP)
Satuan Pendidikan          :       Sekolah Dasar
Mata Pelajaran                :       Ilmu Pengetahuan Alam
Kelas/Semester                 :       V (lima)/2
Hari, tanggal                    :       Senin, 20 Desember 2010    
Alokasi Waktu                 :       20 menit
 

A.      Standar Kompetensi
Energi dan Perubahannya
5. Memahami hubungan antara gaya, gerak, dan energi, serta fungsinya.
B.       Kompetensi Dasar
5.2 Menjelaskan pesawat sederhana yang dapat membuat pekerjaan lebih mudah dan lebih cepat.
C.      Indikator :
·      Mengidentifikasi jenis pesawat sederhana
·      Menyebutkan ciri-ciri pengungkit golongan I, II, dan III.
·      Memberi contoh berbagai alat rumah tangga yang menggunakan prinsip pengungkit golongan I, II, dan III.
D.      Tujuan Pembelajaran
Siswa dapat mengidentifikasi jenis pesawat sederhana jenis pengungkit ciri-ciri pengungkit golongan I, II, dan III serta dapat memberikan contoh alat-alat rumah tangga yang menggunakan prinsip pengungkit golongan I, II, dan III.
E.       Materi Ajar
Setiap alat yang memudahkan pekerjaan yang dilakukan dalam keadaan sederhana sehingga dinamakan pesawat sederhana. Pesawat sederhana dikelompokkan menjadi empat jenis, yaitu pengungkit (tuas), bidang miring, katrol dan roda.
Pengungkit bisa juga disebut dengan tuas. Pengungkit merupakan salah satu alat pesawat sederhana yang dapat digunakan untuk mengungkit, mencabut atau mengangkat benda. Pengungkit biasanya berupa batang yang dipasang pada penumpu sehingga ujung-ujungnya bebas bergerak. Pengungkit terdiri dari beberapa bagian, yaitu:
·       Titik Tumpu disebut juga dengan titik fulkrum, yaitu titik tempat batang ditumpu atau diputar.
·       Titik Beban yaitu bekerjanya beban.
·       Titik Kuasa yaitu bekerjanya gaya.
Pengungkit atau tuas dapat digolongkan menjadi 3 golongan yaitu:
1.      Golongan pertama
Pada tuas jenis ini, posisi titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Contohnya jungkat-jungkit, palu untuk mencabut paku, gunting, tang,  dan sebagainya.
2.      Golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, posisi beban berada diantara kuasa dan titik tumpu. Contohnya gerobak dorong roda satu, pemecah buah atau biji, pembuka tutup botol, pemotong kertas, dan sebagainya.
3.      Golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban. Contohnya sekop, sendok, lengan kita, pinset, sapu, dan sebagainya.
F.       Metode Pembelajaran
1.    Model
Discovery
2.    Metode
a.         Ceramah
b.         Tanya jawab
c.         Diskusi
d.        Eksperimen
G.      Langkah-langkah Pembelajaran
1.    Kegiatan Awal
a.       Guru membuka pelajaran dengan salam.
b.      Guru melakukan Presensi.
c.       Apresepsi. Misalnya memberi pertanyaan berikut:
“Pernahkah kalian memotong kuku? Alat apa yang kalian gunakan?”
d.      Beberapa siswa menanggapi jawaban sesuai dengan pengetahuan mereka.
e.       Guru menanggapi jawaban yang beragam dari siswa kemudian dilanjutkan dengan memberikan penguatan dari apersepsi.
“Jadi pemotong kuku adalah alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia dalam memotong kuku. Setiap alat yang berguna untuk memudahkan pekerjaan manusia disebut pesawat sederhana.”
2.    Kegiatan Inti
a.       Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang jenis–jenis pesawat sederhana.
b.      Siswa memperhatikan penjelasan guru tentang pesawat sederhana jenis pengungkit dan ciri-cirinya.
c.       Tiga orang siswa maju ke depan kelas untuk menggolongkan pengungkit berdasarkan ciri-cirinya.
d.      Siswa bersama guru melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri pengungkit golongan I dan contohnya.
e.       Siswa melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri pengungkit golongan II dan contohnya.
f.       Siswa melakukan tanya jawab tentang ciri-ciri pengungkit golongan III dan contohnya.
g.      Guru membagi siswa menjadi beberapa kelompok.
h.      Siswa berdiskusi menggolongkan alat-alat yang prinsip kerjanya berdasarkan pengungkit.
i.        Perwakilan dari kelompok maju ke depan kelas untuk mempresentasikan hasil kerja mereka di papan tulis, kelompok lain menanggapi.
j.        Guru memberikan penguatan terhadap jawaban-jawaban siswa.
3.  Kegiatan Penutup
a.  Siswa bersama guru menyimpulkan hasil pembelajaran tentang pengungkit.
b.  Siswa mengerjakan soal evaluasi.
c.  Guru memberikan tugas kepada siswa untuk mempelajari materi katrol.
d.  Guru mengakhiri pelajaran dengan doa dan salam.
H.      Sumber/Alat dan Bahan
1.      Sumber
·           Haryanto. 2007. Sains untuk SD Kelas 5. Jakarta: Erlangga.
·           Rositawaty, S. 2008. Senangnya Belajar Ilmu Pengetahuan Alam Untuk Kelas V SD. Jakarta: Grasindo.
·           Sudarmana dan Sumarna. 2004. Sains 5 untuk Sekolah Dasar dan Madrasah Ibtidaiyah. Surakarta: Mediatama.
2.      Alat dan bahan
·           Peralatan yang menggunakan prinsip pengungkit, seperti : gunting, pemotong kuku, pembuka tutup botol, jungkat-jungkit, gerobag beroda satu.
·           Gambar berbagai macam alat yang prinsip kerjanya berdasarkan pengungkit, seperti : tang, palu, gunting, pinset, sapu, stapler, gerobag beroda satu, pemotong kertas, pembuka tutup botol.
I.         Penilaian
1.    Pengamatan (proses hasil belajar)
2.    Tes tulis
Bentuk Soal : Esay
3.    Penilaian
a.     Proses Pembelajaran
b.         Tertulis
Pedoman penskoran
Jenis soal
Jumlah soal
Bobot
Skor maksimal
Esay
5
20
100
c.         Kinerja
Dilakukan guru selama mengamati kegiatan siswa, idealnya siswa diamati satu persatu, dan guru mencatat untuk kemudian hasil pengamatannya dimasukkan pada tabel berikut ini:

No.
Nama
Aspek yang diamati
Keterangan
Afektif
Kognitif
Psikomotor
1.





2





3.





4.





Keterangan : Skor tiap aspek 1-5



                                                                             Yogyakarta, 20 Desember 2010
Mengetahui
Dosen Pembimbing                                                            Praktikan


Woro Sri Hastuti, M. Pd                                               Monika Handayani
NIP                                                                                 NIM  09108244014





LEMBAR DISKUSI

Nama :
1.  ............................................................
2.  ............................................................
3.  ............................................................
4.  ............................................................
5.  ............................................................

Diskusikanlah bersama teman sekelompokmu tentang penggolongan benda-benda yang tertera di belakang lembar ini dan tuliskan contoh benda beserta ciri-cirinya pada tabel di bawah ini!
TUAS/PENGUNGKIT
CIRI - CIRI
CONTOH
Golongan I


Golongan II


Golongan III



LEMBAR EVALUASI

Nama              :
No absen        :

Jawablah pertanyaan di bawah ini!
1.        Apa yang dimaksud dengan pesawat sederhana?
2.        Sebutkan 3 macam jenis pesawat sederhana!
3.        Bagaimanakah ciri-ciri pengungkit/tuas golongan pertama! Berikan 3 contohnya!
4.        Bagaimanakah ciri-ciri pengungkit/tuas golongan kedua! Berikan 3 contohnya!
5.        Bagaimanakah ciri-ciri pengungkit/tuas golongan ketiga! Berikan 3 contohnya!

















Kunci jawaban:
1.    Pesawat sederhana adalah setiap alat yang dapat memudahkan pekerjaan manusia secara sederhana.
2.        Pengungkit (tuas), bidang miring, katrol dan roda berporos.
3.        Golongan pertama
Pada tuas jenis ini, posisi titik tumpu berada diantara beban dan kuasa. Contohnya jungkat-jungkit, palu untuk mencabut paku, gunting, tang, pemotong kuku, dll.
4.        Golongan kedua
Pada tuas golongan kedua, posisi beban berada diantara kuasa dan titik tumpu. Contohnya gerobak dorong roda satu, pemecah buah atau biji, pembuka tutup botol, dll.
5.        Golongan ketiga
Pada tuas golongan ketiga, posisi kuasa berada diantara titik tumpu dan beban. Contohnya sekop, sendok, lengan kita, pinset, dll.


Selasa, 06 September 2011

IDUL FITRI

Momen lebaran sering dikaitkan dengan baju baru, bertemu dengan teman baru dan makanan yang enak-enak. Tanpa kita sedari sebenarnya maknanya itu lebih dari sekedar itu, justru tugas yang utamanya akan terasa berat. Idul fitri adalah Hari dimana kita harus saling berbagi dan saling memaafkan yang sebelumnya harus melalui puasa selama sebulan untuk menebus dosa-dosa kita sehingga nantinya kita akan kembali suci seperti awal ketika dia dilahirkan. Kata-kata minal aidin walfaidzin mohon maaf lahir dan batin sering kita ucapkan tapi kita tidak benar-benar tahu maknanya. Kita harus bisa menghilangkan rasa benci kita kepada orang-orang yang telah melukai kita dengan saling memaafkan. Kuncinya hanya satu, yaitu menyadari bahwa manusia tidak ada yang sempurna di dunia ini dan pasti kita akan berbuat kesalahan sehingga kita juga harus bisa memaafkan karena kita juga pasti punya salah. Memang terlhat mudah bila diucapkan tapi tidak semudah dilakukan.
Sampai saat ini aku juga masih agak kesulitan untuk memaafkan orang lain yang telah melukaiku. Tapi aku berusaha dan selalu berusaha dengan mengingat keburukanku sendiri. Bagiku lebaran kali ini akan aku manfaatkan sebaik-baiknya dengan bersilaturahmi dengan orang-orang yang aku jarang bertemu seperti teman-teman lamaku dan saudara jauhku. Memang benar jika Hari Raya Idul Fitri adalah Hari Kemenangan tapi tidak semua orang bisa merasakan kemenangan yang dimaksud itu. karena kemenangan yang dimaksud itu adalah kemenangan bagi orang yang dapat menang melawan hawa nafsunya ketika berpuasa, menang melawan rasa egoisnya dengan memaafkan kesalahan orang lain, menang melawan rasa iri dengkinya terhadap orang lain dan menang membagi kasih sayang dan kepeduliannya terhadap sesama. Mungkin hanya sedikit orang yang benar-benar merasakan kemenangan seperti ini saat Idul Fitri.
Hari Raya Idul Fitri memang merupakan suatu ajang untuk menghapus dosa tapi bukan berarti setelah Lebaran nanti kelakuan kita akan kembali seperti semula atau bahkan bertambah buruk. Melainkan seharusnya akan bertambah baik karena semakin usia bertambah semakin sedikit pula kesempatan kita untuk menikmati lebaran lagi. Berubah menjadi lebih baik akan menambah kebaikan yang banyak pula untuk kita bahkan kita bisa merasakan kemenangan dalam diri kita bukan hanya ketika lebaran saja tapi bisa setiap saat dan setiap waktu. AMIEN.