KUTIPAN BUKU HABIBURRAHMAN EL SHIRAZY dengan judul “CINTA SUCI ZAHRANA” Petikan puisi karya D. Zawawi Imron, Pulang Dari Taman Pahlawan, dalam Jalan Mati Dalam Samudra hal 65
Saat aku makin gamang
Engkau pun bertanya
Mengapa bajuku basah
Padahal gerimis reda
Jawabku hampir tak berkata
Bagaimana bisa kutakar asap hitam
Yang berkepulan dalam dada (hal 17)
Sahabat sejati adalah sahabat yang meneduhkan di kala gelisah, dekat di kala susah, mengobati di kala sakit dan mesra di kala bahagia. (hal 21)
Mempelajari keberhasilan bangsa lain, tidak berarti bahwa kita tunduk pada bangsa itu. tidak berarti bahwa kita harus membungkukkan tubuh kita pada bangsa itu. pendekar sejati adalah dia yang bisa mempelajari jurus andalan pendekar lain untuk bisa menciptakan jurus yang lebih hebat dan lebih dahsyat. (hal 83)
Petikan puisi karya D. Zawawi Imron, Kwartin Petani I, dalam Jalan Mati Dalam Samudera hal 72
Pernahkah kita berterima kasih
Kepada para petani penanam benih?
Keramahan yang putih
Ketulusan tak pernah menagih. (hal 89)
Dua kalimat yang ringan di lisan. Disukai ALLOH Yang Maha Rahman. Sangat berat timbangannya kelak di akhirat. Yaitu SubhanALLaah wa bihamdihi, SubhanALLaahil Adhim (hal 144)
“Laa haula wa laa quwwata illa billahil’aliyyil adhim”. Karena mengucapkannya satu kali berarti menanam satu pohon di surga. (hal 145)
Puisi berjudul Tuhan Kami Satu oleh Anonim (seorang pejuang Afganistan) diterjemahkan oleh KH A Mustofa Bisri, dalam Kembang Para Syuhada, hal 85.
Tuhan Kami Satu
Iman kami pada Alloh
Bila kami sebut dengan angka: Tuhan kami satu, Rasul kami satu
Tuhanlah yang menunjukkan kami
Hak dan kebenaran: Tuhan kami Ahad, Rasul kami Ahmad.
Kami para pejuang
Tabah di jalan Tuhan
Kami benci kezaliman
Perang kami melawan kekufuran
Berlanjut dan semakin hebat: Tuhan kami Ahad, Rasul kami Ahmad
Wahai pemilik Langit
Kami jatuh dalam kancah ujian
Kami memerangi musuh
Kami berdiri dan bangkit
Tanpa melihat hari esok: Tuhan kami Ahad, Rasul kami Ahmad (hal 160)
Islam mencatat dengan tinta emas perempuan-perempuan hebat yang dalam ilmunya.
Dalam bidang fiqih, contohnya ‘Amra binti Abdurrahman (98 H/716). Tokoh yang hidup pada masa tabi’in dan mempunyai hubungan dekat dengan Aisyah. Dia digolongkan sebagai orang yang memberikan fatwa di Madinah setelah sahabat-sahabat Nabi. Dia juga diakui sebagai ahli terkemuka mengenai hadis-hadis tersebut. Pendapatnya menggugurkan pandangan-pandangan para ahli hadis lainnya, dan ahli pertama yang mengangkat tiga isu hukum yang berkenaan dengan larangan menggali kembali kuburan, menjual buah yang belum masak dan pengaruh kerusakan tanaman pada penjualan produk pertanian. Tokoh berikutnya Hafsah binti Sirrrin, ahli hadis dari Basrah (diperkirakan w, 100 H/718 H) yang terkenal taqwa dan zahid. Nama-nama setelahnya ada Ummu Isa binti Ibrahim (328 h/939) dan Amah al-Wahid (377 H/987 M) juga Fatimah dari Samarqand, yang hidup di Aleppo pada abad 6 H/12 M. (hal 166)
Petikan kalimat Jim Rohn
Biarkan orang lain menjalani kehidupan yang kecil, tetapi kamu jangan.
Biarkan orang lain memperdebatkan soal-soal kecil, tetapi kamu jangan.
Biarkan orang lain menangisi kepedihan-kepedihan kecil, tetapi kamu jangan.
Biarkan orang lain menyerahkan masa depan mereka kepada orang lain, tetapi kamu jangan. (hal 168)
“Kebijakan yang sesungguhnya biasanya tampak melalui kerendahan hati dan tidak banyak cakap” (hal 191)
“Memaksimalkan manfaat meminilasir konflik. Jika masih ada jalan menghindari konflik, maka jalan itulah yang harus ditempuh” (hal 206)
“Kau jangan takut apapun dan kepada siapapun kecuali kepada ALLOH. Kau harus ingat bahwa riski, umur dan nasib apa yang kita jumpai ada di tangan ALLOH. ALLOH sudah menulis riski kita, maka riski kita tidak akan diserobot orang lain. kita hanya diminta ikhtiar sebaik-baiknya agar mendapat rahmat ALLOH SWT”. (hal 208)
“Orang yang bahagianya adalah karena harus memiliki ketika melihat sekuntum bunga harum semerbak, maka ia akan memetik bunga itu untuk disimpan di kamarnya, agar dia dapat menikmati keharumannya sepanjang waktu. Tetapi orang yang bahagianya jika bisa memberi manfaat, kemungkinan besar akan membiarkan bunga itu tumbuh, bahkan menyirami dan memelihara agar setiap orang yang lewat dapat menikmati keharumannya”. (hal 220)
Menanggapi omongan orang gila berarti ikut jadi gila. Menanggapi sikap orang dungu berarti ikut jadi dungu. (hal 224)
Anton Chekov pernah menulis, “Suatu saat kamu perlu untuk tidak memikirkan kesuksesan dan kegagalan. Jangan biarkan itu menganggumu!” (hal 253)
“Ya Rabbi, ikhtiar sudah hamba lakukan, sekarang kepada-Mu hamba kembalikan semua urusan. Ya Rabbi , aku berlindung kepada-Mu dari semua jenis kejahatan yang terjadi di atas muka bumi ini. Ya Rabbi , aku memohon kepada-Mu segala kebaikan yang Engkau ketahui. Dan aku berlindung kepada-Mu dari segala hal buruk yang Engkau ketahui.” (hal 259)
See You...